Zinah dalam Q.S. An-Nur (24): 3: Pendekatan Ma’na Cum Maghza

Abstract

Dalam al-Qur’an makna zīnah bisa dipahami sebagai sesuatu relasi yang bukan mahram) serta identik dengan perempuan seperti dalam surah an-Nur kata zīnah yang bermakna perhiasan melekat pada fisik perempuan. Padahal dalam al-Qur`an kata zīnah tidak hanya dimaknai dengan satu makna saja, akan tetapi  mempunyai beragam makna yang berubah-ubah subtantif dan bisa menjadi kata benda. Tulisan ini merupakan kajian konstekstual mengenai Analisis zinah Q.s An-Nur (24) : 31 (Pendekatan Ma’na  Cum  Maghza), yakni penelitian kepustakaan dengan pendekatan (teori) Ma’na Cum Maghza. Artikel ini menyimpulkan bahwa lema zīnah dalam al-Qur’an dimaknai sebagai pehiasan, keindahan, hiasan, kemegahan, dan perbuatan. Adapun makna zīnah dalam Q.s An-Nur (24): 31 dengan menggunakan teori ma’na cum maghza yakni sebagai berikut 1) Kajian tekstual (gramatikal bahasa) dari kata zīnah dalam Q.s An-Nur (24): 31  adalah perhiasan, hiasan, menghiasi, dan kemegahan, 2) Kajian kontekstual kata zīnah dalam Q.s An-Nur (24): 31 secara historis mikro adalah larangan memukulkan kakinya ketanah hingga gelang kakinya bersuara. Sedangkan secara historis makro adalah larangan menampakkan perhiasan, dan 3) Signifikansi kata zīnah dalam Q.s An-Nur (24): 31 adalah larangan menampakkan perhiasan kecuali kepada mahramnya dan larangan bersifat pamer dan riya.